June 10, 2017

Preview Film: The Whole Truth (2016)


Sebagai aktor yang malang-melintang di Hollywood sejak tahun 1985, Keanu Reeves sudah berpengalaman membintangi berbagai genre film. Mulai dari action, drama, sci-fi, hingga thriller. Meski belum pernah meraih Piala Oscar, kualitas aktingnya yang serba bisa, tentu saja, tidak perlu diragukan lagi.

Awal tahun ini, wajah ganteng pria kelahiran Beirut, Lebanon tersebut sebenarnya sudah menghiasi layar lebar lewat film laga John Wick: Chapter 2. Namun, sebelum tampil sebagai pembunuh bayaran bertangan dingin itu, Keanu Reeves terlebih dahulu membintangi The Whole Truth, yang dirilis di Amerika Serikat pada bulan Oktober 2016, tapi baru tayang di bioskop-bioskop Cinema 21 Indonesia mulai hari Kamis (8/6) kemarin.

Kisah film berdurasi 93 menit ini berfokus pada sosok pengacara kondang bernama Richard Ramsey (Keanu Reeves). Dia dimintai bantuan oleh Loretta Lassiter (Renee Zellweger) untuk membebaskan putranya, Mike (Gabriel Basso), dari kasus pembunuhan.

Ababil yang baru berusia 17 tahun itu dituduh membunuh bokapnya sendiri, Boone Lassiter (Jim Belushi), seorang pengacara kaya raya yang kerap bersikap kasar dan melakukan KDRT terhadap Loretta, istrinya. Hal tersebut menguatkan dugaan kenapa Mike tega menghabisi nyawa ayahnya.

Posisi Mike semakin terjepit dengan ditemukannya bukti sidik jari yang tertinggal di pisau serta pengakuan yang keluar dari mulutnya sendiri. Selain itu, hampir semua saksi yang dihadirkan di persidangan menyudutkan dirinya.

Merasa sulit untuk memenangkan kasus tersebut, Richard Ramsay kemudian meminta bantuan seorang pengacara muda, Janelle Brady (Gugu Mbatha-Raw), untuk menemukan kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada hari pembunuhan sadis itu. Mampukah mereka berdua menyelamatkan Mike dari hukuman? Apakah memang benar dia yang telah menamatkan riwayat bokapnya?

Sebelum memilih Keanu Reeves, film yang dibesut oleh Courtney Hunt ini sebenarnya memasang Daniel Craig sebagai pemeran utamanya. Namun, entah apa sebabnya, bintang franchise James Bond itu tiba-tiba mengundurkan diri sebelum syuting dimulai pada bulan April 2014.

Keanu Reeves sendiri sebelumnya sudah pernah berperan sebagai pengacara. Yang paling terkenal adalah film The Devil's Advocate (1997), di mana dia beradu akting dengan aktor kawakan Al Pacino dan si sexy Charlize Theron.

Seperti film-film tentang persidangan lainnya, alur The Whole Truth berjalan lambat. Hampir 80 persen latarnya adalah ruang sidang dengan menampilkan flashback beberapa adegan di masa lampau.

Meski ber-genre thriller, nyaris tidak ada kejadian-kejadian yang menegangkan dalam film yang dirilis oleh Lionsgate Premiere ini. Namun, kabarnya, ending The Whole Truth ini sangat mengejutkan. Mirip dengan novel-novel Agatha Christie.

Sayangnya, meski sudah didukung oleh akting menawan Keanu Reeves, The Whole Truth gagal memikat hati para kritikus. Situs Rotten Tomatoes, sejauh ini, hanya mematok angka 29 persen dari 24 review yang masuk.

***

The Whole Truth

Sutradara: Courtney Hunt
Produser: Anthony Bregman, Elon Dershowitz, Kevin Frakes
Penulis Skenario: Nicholas Kazan
Pemain: Keanu Reeves, Renée Zellweger, Gugu Mbatha-Raw, Gabriel Basso, Jim Belushi
Musik: Evgueni Galperine, Sacha Galperine
Sinematografi: Jules O'Loughlin
Penyunting: Kate Williams
Produksi: Atlas Entertainment, Likely Story, Merced Media Partners, PalmStar Media
Distributor: Lionsgate Premiere
Durasi: 93 menit
Rilis: 21 Oktober 2016 (Amerika Serikat), 8 Juni 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 9 Juni 2017)
IMDb: 6,1/10
Rotten Tomatoes: 29%

Preview Film: Mine (2016)


"If you were mine, everytime. You could be the one to make me feel alright. Day or night, feel you close in my arms.."

Maaf, salah lagu.

Bukan. Ini bukan film drama. Ketika membaca judulnya, yang terlintas dalam benak para jomblo baper, kemungkinan besar, adalah sebuah film romantis yang mengisahkan tentang percintaan menye-menye. Sayangnya, ini bukan film tentang hal itu.

Mine di sini artinya ranjau. Ya, ini adalah film psychological war thriller. Dibintangi oleh Armie Hammer yang ganteng itu. Baru mulai tayang di bioskop-bioskop Cinemaxx Theater dan CGV Cinemas pada hari Rabu (7/6) kemarin.

Kisahnya tentang seorang prajurit Marinir Amerika Serikat bernama Sersan Mike Stevens (Armie Hammer), yang juga seorang sniper, alias penembak jitu. Saat mendapat tugas bersama rekannya, Tommy Madison (Tom Cullen), untuk melakukan pembunuhan terhadap pemimpin teroris di gurun pasir Afrika Utara, dia gagal menuntaskan misinya.

Sialnya, saat berusaha meloloskan diri, mereka malah terjebak di ladang ranjau. Tommy tewas setelah terkena ledakan. Tinggal Mike seorang diri. Tak bisa kemana-mana karena kakinya menginjak ranjau darat yang tertutup pasir. Jika dia bergerak, boom! Tamatlah riwayatnya.

Bala bantuan diperkirakan baru akan datang 52 jam kemudian. Jadi, Mike harus bertahan hidup di tengah ganasnya alam padang pasir yang sangat panas pada siang hari dan berubah menjadi sangat dingin pada malam hari. Tidak bisa bergerak. Tanpa makanan dan minuman yang memadai.

Selain itu, ada ancaman dari hewan buas dan pasukan musuh yang bisa sewaktu-waktu menghabisinya. Ditambah lagi, kondisi fisik dan psikologisnya juga kian menurun. Mampukah Mike bertahan selama dua hari hingga bala bantuan datang?

Sebelum terpilih untuk memerankan karakter Mike Stevens, Armie Hammer awalnya sempat ditolak oleh sutradara Fabio Guaglione karena dianggap terlalu "charming". Selama ini, bintang The Lone Ranger (2013) itu memang belum pernah bermain di film bertema perang. Mungkin, karena dinilai kurang macho.

Namun, produser Peter Safran akhirnya berhasil meyakinkan Guaglione bahwa Hammer adalah sosok yang tepat untuk peran tersebut. Pengalamannya bekerja sama dengan beberapa sutradara terkenal, semacam David Fincher, Cilnt Eastwood, dan Guy Ritchie, menjadi poin plus tersendiri.

Sebagai pendamping Hammer, semula ada 50 aktor yang masuk dalam daftar calon pemeran Tommy Madison. Di antaranya ada nama-nama yang cukup terkenal, yaitu Rami Malek, Adam Brody dan Chris Zylka. Tetapi, akhirnya yang terpilih adalah Tom Cullen.

Di samping itu, sebagai pemanis, juga ada si sexy Annabelle Wallis yang berperan sebagai Jenny, tunangan Mike. Menariknya, saat ini, aktris dengan ukuran dada 34B tersebut juga sedang menghiasi layar lebar dalam film blockbuster The Mummy bareng Tom Cruise.

Sayangnya, meski mengusung nama-nama yang cukup tenar, film berdurasi 106 menit ini gagal mendapat respon positif. Masih jauh bila dibandingkan dengan The Hurt Locker (2008), psychological war thriller tentang penjinak bom yang berhasil menjadi film terbaik di ajang Piala Oscar 2010.

***

Mine

Sutradara: Fabio Guaglione, Fabio Resinaro
Produser: Peter Safran
Penulis Skenario: Fabio Guaglione, Fabio Resinaro
Pemain: Armie Hammer, Annabelle Wallis, Tom Cullen, Clint Dyer, Geoff Bell, Juliet Aubrey
Musik: Luca Balboni, Andrea Bonini
Sinematografi: Sergi Vilanova
Penyunting: Matteo Santi, Fabio Guaglione, Filippo Mauro Boni
Produksi: The Safran Company, Roxbury, Sun Film, Mine Canarias
Distributor: Eagle Pictures, Well Go USA Entertainment
Durasi: 106 menit
Rilis: 6 Oktober 2016 (Italia), 30 Desember 2016 (Spanyol), 7 April 2017 (Amerika Serikat), 7 Juni 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 8 Juni 2017)
IMDb: 6/10
Rotten Tomatoes: 16%

Preview Film: The Mummy (2017)


Kisah tentang mumi seakan tak ada habisnya untuk diangkat ke layar lebar. Sejak pertama kali difilmkan pada tahun 1932, franchise The Mummy terus berkembang dan menjadi salah satu tema film horror-adventure yang paling digemari di Hollywood.

Tidak tanggung-tanggung, dalam kurun waktu 1932 hingga 1971, sebanyak 10 film tentang mumi dirilis ke bioskop. Enam film diproduksi oleh Universal Pictures, yang menjadi bagian dari franchise Universal Monsters, dan empat film dibikin oleh Hammer Productions dari Inggris.

Setelah mati suri hampir 30 tahun, Universal Pictures mencoba untuk kembali membangkitkan franchise The Mummy pada tahun 1999. Yang didapuk sebagai sutradara adalah Stephen Sommers, dengan mengusung Brendan Fraser dan si cantik Rachel Weisz sebagai bintang utamanya.

Film mumi versi Sommers tersebut cukup laku di pasaran, dan kemudian dilanjutkan dengan sekuelnya yang berjudul The Mummy Returns (2001). Selain itu, juga dirilis spin-off-nya, The Scorpion King (2002), yang dibintangi oleh Dwayne "The Rock" Johnson dan si sexy Kelly Hu.

Sayangnya, setelah film ketiganya dirilis, franchise The Mummy mengalami kemunduran. Padahal, selain masih mengandalkan Brendan Fraser dan Rachel Weisz, film berjudul  The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor (2008) tersebut juga diperkuat oleh aktor laga legendaris, Jet Lee.

Film The Mummy keempat, yang sedianya dibintangi oleh Luke Ford dan Maria Bello, akhirnya dibatalkan. Universal Pictures kemudian mengumumkan bakal me-reboot (memulai kembali kisahnya dari awal) franchise The Mummy pada tahun 2012.

Yang menarik, Universal Pictures bakal menjadikan The Mummy versi baru tersebut untuk membangkitkan kembali franchise Universal Monsters yang dulu sempat berjaya. Kali ini, tajuk yang mereka usung adalah Dark Universe.

Sebenarnya, yang semula digadang-gadang sebagai pembuka franchise makhluk-makhluk mengerikan tersebut adalah Dracula Untold (2014). Namun, karena mendapat respon negatif di pasaran, film yang dibintangi oleh si ganteng Luke Evans itu urung menjadi ujung tombak Dark Universe.

Universal Pictures kemudian mengusung The Mummy sebagai film pertama Dark Universe dan menggandeng aktor laga kelas A, Tom Cruise, sebagai bintang utamanya. Salah satu studio terbesar di Hollywood yang selama ini sukses dengan Fast & Furious tersebut, tampaknya, tak main-main dalam menyiapkan franchise yang baru ini.

Terbukti, setelah The Mummy, Universal sudah memiliki rencana untuk merilis Bride of Frankenstein yang dibintangi oleh Javier Bardem pada tahun 2019 nanti. Selain itu, juga ada The Invisible Man yang bakal mengandalkan Johnny Depp sebagai lakon utamanya.

Ya, seperti franchise-franchise lainnya, Dark Universe memang berniat menggabungkan para karakter tersebut dalam satu film. Bedanya, kali ini yang bersatu bukan para superhero semacam The Avengers dan Justice League, tetapi sekumpulan makhluk aneh dan mengerikan. Vampire Dracula dan Wolfman pun kabarnya juga bakal bergabung. Tapi, belum diketahui siapa yang akan memerankan mereka.

Sebelum Dark Universe, The League of Extraordinary Gentlemen (2003) sebenarnya sudah pernah mempersatukan karakter-karakter aneh tersebut. Film yang diadaptasi dari komik berjudul sama karya Alan Moore dan Kevin O'Neill itu menampilkan Allan Quatermain (yang diperankan oleh Sean Connery), Captain Nemo, vampire Mina Harker, The Invisible Man, Dr. Henry Jekyll, hingga Professor James Moriarty, musuh bebuyutannya Sherlock Holmes.

Dalam Dark Universe, Dr. Henry Jekyll bakal kembali muncul dan menjadi salah satu karakter penting. Ilmuwan yang bisa berubah menjadi monster bernama Mr. Hyde tersebut adalah pemimpin Prodigium, yaitu organisasi rahasia pemburu monster-monster misterius.

Bagi yang penasaran dengan Prodigium, Universal Pictures telah menyiapkan sebuah situs web sebagai sumber informasi, yaitu www.welcometoprodigium.com. Selain itu, juga ada laman www.darkuniverse.com sebagai bahan promosi franchise baru tersebut.

Sementara itu, kisah reboot The Mummy, yang menjadi seri pertama dari Dark Universe, bakal berbeda dengan trilogi klasiknya. Meski masih menggunakan mitologi Mesir kuno sebagai latar belakang, tidak ada lagi karakter Imhotep yang dulu diperankan oleh si gundul Arnold Vosloo. Selain itu, setting waktunya juga di era modern. Era masa kini. Bukan di awal tahun 1900-an seperti muminya Brendan Fraser.

Pada film berdurasi 107 menit ini, Tom Cruise berperan sebagai Nick Morton, mantan perwira pasukan khusus Navy SEALs yang menjadi pemburu harta karun. Bersama dengan arkeolog Jenny Halsey (Annabelle Wallis), dia menemukan makam Princess Ahmanet (Sofia Boutella), seorang putri Mesir kuno yang dua ribu tahun lalu dikhianati oleh rakyatnya dan dikubur hidup-hidup.

Nick dan Jenny kemudian membawa sarkofagus berisi mumi Ahmanet tersebut ke London, Inggris. Sialnya, di tengah perjalanan, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Ahmanet yang ngeri-ngeri sexy itu lantas bangkit dari tidur panjangnya untuk menuntut balas dan mengancam keselamatan umat manusia.

Dalam menghadapi MILF (Mummy I'd Like to.. Ah, sudahlah) tersebut, Nick mendapat bantuan dari Dr. Henry Jekyll (Russell Crowe). Pemimpin organisasi rahasia Prodigium itu memang sangat memahami cara untuk menjinakkan makhluk-makhluk mengerikan, semacam monster, mumi, vampire, hingga serigala jadi-jadian.

Dari video behind the scene yang dirilis beberapa waktu yang lalu, adegan kecelakaan di dalam pesawat yang dilakoni oleh Tom Cruise dan Annabelle Wallis disyuting menggunakan teknik gravitasi nol milik NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat). Alhasil, mereka benar-benar melayang di udara.

Annabelle Wallis, yang tidak bisa mengendalikan dirinya saat sedang melayang, sempat nyangkut di salah satu bagian pesawat. Untungnya, Tom Cruise segera meluncur dan mendatanginya sambil berkata, "Jangan khawatir, aku memegangmu." Dengan kerennya, seperti adegan di film-film, mantan suami Nicole Kidman itu kemudian melepaskan ikatan aktris sexy berambut pirang tersebut.

Menurut sutradara Alex Kurtzman, setelah adegan di dalam pesawat tadi, Tom Cruise juga melakukan aksi penyelamatan lainnya. Saat melakukan pengambilan gambar, Wallis sempat jatuh dan terkilir. Lalu, tiba-tiba, entah dari mana, bintang Top Gun (1986) itu segera datang dan membopong Annabelle. Padahal, saat itu, dia sedang tidak ada jadwal syuting.

Dalam film berbujet USD 125 juta ini, Tom Cruise juga melakukan sendiri semua adegan berbahayanya. Mulai dari adegan perkelahian, melompat di antara reruntuhan gedung, terguling dan terpental di dalam mobil yang melaju kencang, hingga terombang-ambing di sebuah pesawat. Aksi-aksi menegangkan tersebut mendapat pujian dari lawan-lawan mainnya maupun dari para kru The Mummy.

Selama ini, Tom Cruise memang tidak pernah menggunakan bantuan pemeran pengganti alias stuntman. Seperti halnya Jackie Chan, mantan suami Katie Holmes itu sudah sejak lama melakoni sendiri adegan-adegan berbahaya dalam filmnya, mulai dari Minority Report (2002), franchise Jack Reacher (2012-2016), hingga seri Mission: Impossible (1996-2015).

Sementara itu, bagi Sofia Boutella, bermain bersama Tom Cruise dalam film The Mummy merupakan suatu kehormatan tersendiri. Apalagi, dia tercatat sebagai aktris pertama yang berperan sebagai mumi dalam sejarah franchise tersebut. Selama ini, pemeran mumi memang selalu cowok.

Namun, saat diwawancarai, cewek supersexy yang berasal dari Aljazair itu mengaku sempat ketakutan saat melakoni syuting The Mummy. Terutama, saat adegan Ahmanet dijadikan mumi dan dikubur hidup-hidup.

Menurut Sofia, ketika menjadi mumi, dia memakai setelan yang membuat badannya tak bisa digerakkan. Tubuhnya dibebat sampai kepala hingga dia tak bisa berbicara. Pokoknya, dia benar-benar merasa tak berdaya.

Lalu, yang membuatnya lebih takut lagi, dalam adegan tersebut, mumi yang dia perankan juga dimasukkan ke dalam sarkofagus, alias peti mati bangsa Mesir kuno. Menurut skenario, Sofia harus menggeliat-geliat sambil menunjukkan ekspresi ketakutan. Namun, saking takutnya, aktris berusia 35 tahun itu sampai tak perlu lagi berakting. Dia memang takut betulan.

Di lain pihak, sutradara The Mummy, yang juga menjadi produser dalam film-film Dark Uaniverse, Alex Kurtzman, yakin proyek bernilai ratusan juta dollar ini bakal sukses. Menurutnya, para karakter dalam Dark Universe punya kelebihan bila dibandingkan dengan para superhero, yaitu bisa menarik simpati para penonton.

Meski berwujud monster yang menakutkan, mereka juga merupakan cerminan dari sifat dasar manusia yang penuh empati. Oleh karena itu, Kurtzman bakal membangun latar belakang para monster secara terperinci.

Hal tersebut juga ia lakukan pada karakter Ahmanet, yang sebenarnya didasarkan pada sosok Dewi Amunet dalam mitologi Mesir kuno. Sebagai seorang putri raja, tokoh antagonis yang diperankan oleh Sofia Boutella itu sangat ambisius, namun salah dalam memilih jalan. Kurtzman yakin, para penonton bakal bersimpati sekaligus takut padanya.

Menurut sutradara Star Trek (2009) tersebut, film-film Universal Monsters sebelumnya memang selalu berfokus pada pengembangan karakter. The Mummy, sekilas, mungkin terlihat seperti film horror. Namun, di dalamnya, ada cerita tentang makhluk malang tersebut.

Kurtzman menambahkan, Universal Pictures benar-benar fokus dalam mengerjakan proyek Dark Universe. Mereka ingin membuatnya semegah mungkin, dengan bintang-bintang terbesar dan aksi laga superkeren. Selain itu, salah satu studio papan atas Hollywood tersebut juga ingin filmnya lucu dan bernuansa humor.

Proses syuting The Mummy sendiri sebagian besar dilakukan di Inggris pada bulan April hingga Juli 2016. Sedangkan, untuk setting gurun pasir, mereka melakukan pengambilan gambar di Namibia, Afrika, selama dua pekan, dan berakhir pada bulan Agustus 2016.

Meski sudah menggelar premiere di State Theatre, Sydney, Australia pada 22 Mei 2017 yang lalu, hingga saat ini, belum diketahui respon dari para kritikus, karena The Mummy memang baru akan tayang secara luas di Amerika Serikat pada hari Jumat (9/6) lusa. Yang pasti, para moviegoer di Indonesia sudah bisa terlebih dahulu menontonnya pada hari Rabu (7/6) ini.

***

The Mummy

Sutradara: Alex Kurtzman
Produser: Alex Kurtzman, Chris Morgan, Sean Daniel, Sarah Bradshaw
Penulis Skenario: David Koepp, Christopher McQuarrie, Dylan Kussman
Pengarang Cerita: Jon Spaihts, Alex Kurtzman, Jenny Lumet
Pemain: Tom Cruise, Sofia Boutella, Annabelle Wallis, Jake Johnson, Courtney B. Vance, Marwan Kenzari, Russell Crowe
Musik: Brian Tyler
Sinematografi: Ben Seresin
Penyunting: Paul Hirsch, Gina Hirsch, Andrew Mondshein
Produksi: Perfect World Pictures, Secret Hideout, Conspiracy Factory, Sean Daniel Company
Distributor: Universal Pictures
Durasi: 107 menit
Budget: USD 125 juta
Rilis: 22 Mei 2017 (State Theatre), 7 Juni 2017 (Indonesia), 9 Juni 2017 (Amerika Serikat)

Rating (hingga 6 Juni 2017)
IMDb: 7,7/10


June 04, 2017

Preview Film: Havenhurst (2016)


Saw (2004) dikenal sebagai salah satu franchise film horror paling sadis yang pernah dibuat. Kreatornya adalah James Wan, sineas asal Malaysia yang akhir-akhir ini namanya semakin booming setelah merilis franchise horror Insidious (2011) dan The Conjuring (2013).

Selain James Wan, sebenarnya ada sosok lain yang sangat berperan dalam kesuksesan Saw, yang dibuat hingga delapan film tersebut. Yaitu, Mark Burg. Pria berusia 57 tahun itu bertindak sebagai produser, mulai dari Saw (2004) hingga Saw 3D (2010).

Tahun ini, Mark Burg kembali menelurkan sebuah film horror berjudul Havenhurst. Sutradaranya adalah Andrew C. Erin, yang sebelum ini pernah menghasilkan film horror bertajuk Sam's Lake (2006). Havenhurst sendiri sudah tayang di Amerika Serikat pada bulan Februari 2017 yang lalu, tapi baru diputar di bioskop-bioskop Indonesia (Cinemaxx Theater, CGV Cinemas dan Platinum Cineplex) pada hari Rabu (31/5) kemarin.

Kisahnya berfokus pada Jackie (Julie Benz), seorang cewek cantik yang baru saja keluar dari pusat rehabilitasi kecanduan alkohol. Jackie kerap mabuk-mabukan karena merasa bersalah setelah kehilangan putrinya dalam sebuah kecelakaan mobil delapan tahun sebelumnya.

Setelah dinyatakan bebas dari ketergantungan terhadap minuman keras, Jackie diberi kesempatan kedua dan pekerjaan baru. Dia juga mendapat sebuah tempat tinggal baru di Havenhurst, yaitu sebuah kompleks apartemen bergaya gothic yang berlokasi di Tudor City, New York.

Havenhurst sebenarnya adalah sebuah bangunan yang indah dan terawat. Didirikan pada awal abad ke-21 dan dihuni oleh 3000 orang. Harga sewanya juga fleksibel, bukan DP nol persen, tapi tergantung seberapa mampu si penghuninya dalam membayar. Aturannya juga cukup sederhana. Asalkan berkelakuan baik, bisa tinggal selamanya.

Namun, dibalik segala kenyamanannya tersebut, Havenhurst menyimpan sebuah rahasia gelap. Jackie, yang masih dibayangi oleh kematian putrinya, dengan mudah tertarik pada misteri kelam di rumah susun tersebut. Terutama, kasus hilangnya penghuni sebelumnya dari apartemen yang ia tinggali, yaitu Danielle (Danielle Harris), seorang cewek yang pernah menjadi temannya di pusat rehabilitasi kecanduan alkohol.

Dengan dibantu oleh seorang detektif polisi bernama Tim (Josh Stamberg), dan seorang anak yatim piatu bernama Sarah (Belle Shouse), Jackie pun berusaha menghadapi kekuatan jahat yang selama ini menjadi "penunggu" Havenhurst. Selain itu, dia juga harus melawan kuasa gelap dari dalam dirinya sendiri.

Pada awalnya, judul Havenhurst dipilih karena mengandung dua huruf H, mirip dengan H. H. Holmes, yang namanya disebut-sebut dalam film berdurasi 80 menit ini. Sosok bernama lengkap Dr. Henry Howard Holmes tersebut merupakan pembunuh berantai pertama yang berhasil didokumentasikan. Dia hidup di Amerika Serikat pada tahun 1890-an.

Sayangnya, setelah tayang terbatas pada bulan Februari 2017 yang lalu, Havenhurst mendapat respon negatif dari sejumlah kritikus. Film produksi Twisted Pictures ini dianggap tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam genre house of horror.

***

Havenhurst

Sutradara: Andrew C. Erin
Produser: Andrew C. Erin, Mark Burg
Penulis Skenario: Andrew C. Erin, Daniel Farrands
Pemain: Julie Benz, Fionnula Flanagan, Danielle Harris
Musik: Tomandandy
Sinematografi: Thomas Hencz
Penyunting: Todd Zelin
Produksi: Twisted Pictures
Distributor: Brainstorm Media
Durasi: 80 menit
Rilis: 10 Februari 2017 (Amerika Serikat), 31 Mei 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 1 Juni 2017)
IMDb: 5/10
Rotten Tomatoes: 30%

Preview Film: The Lost City of Z (2016)


Kolonel Percival Harrison Fawcett adalah seorang penjelajah, arkeolog dan tentara berkebangsaan Inggris yang cukup terkenal di awal abad ke-20. Pada tahun 1925, saat melakukan ekspedisi di pedalaman hutan Amazon, Brasil, dia menghilang dan hingga kini tidak diketahui nasibnya.

Misi Percy menjelajahi hutan Amazon adalah untuk menemukan kota "Z" yang hilang. Sebuah kota kuno misterius, kota emas, alias El Dorado. Seperti yang disebutkan dalam manuskrip penjelajahan Portugis. Namun, tidak jelas lokasi spesifiknya ada di mana. Tragisnya, saat itu Percy membawa serta putranya. Keduanya pun dinyatakan hilang dan meninggal.

Kisah nyata tersebut sempat ditulis menjadi sebuah novel berjudul The Lost City of Z oleh David Grann dan diterbitkan pada tahun 2009. Kini, versi film adaptasinya yang digarap oleh sutradara James Gray sedang tayang di bioskop-bioskop Cinema 21 Indonesia.

Yang didapuk sebagai pemeran Percy Fawcett adalah Charlie Hunnam, yang film terbarunya, King Arthur: Legend of the Sword, saat ini juga sedang tayang. Selain bintang Pacific Rim (2013) tersebut, The Lost City of Z juga diperkuat oleh Robert "Edward Cullen" Pattinson, Sienna Miller, serta Tom "Spider-Man" Holland, yang memerankan Jack, anak Percy yang ikut hilang bersama bokapnya di belantara Amazon.

Semula, yang bakal memerankan Percy adalah Brad Pitt. Rumah produksi miliknya, Plan B Entertainment, memang memiliki hak untuk menggarap film ini. Namun, karena jadwalnya bentrok, mantan suami Angelina Jolie itu akhirnya mengundurkan diri, tetapi tetap menjadi produser.

Setelah itu, pada bulan September 2013, sempat mencuat nama Benedict Cumberbatch sebagai pengganti Brad Pitt. Sayangnya, saat akan memulai syuting pada bulan Februari 2015, pemeran utama serial Sherlock itu juga mengundurkan diri karena sibuk dengan proyek Doctor Strange (2016).

Meski demikian, batalnya Brad Pitt dan Benedict Cumberbatch tersebut tidak perlu disesali. Karena, Charlie Hunnam, ternyata, mampu membawakan sosok Percy Fawcett dengan baik. Bahkan, demi totalitas peran sebagai penjelajah yang kelaparan di tengah hutan belantara, bintang serial Sons of Anarchy itu rela menurunkan berat badan hingga 15 kilogram.

Selama melakukan syuting di hutan Kolombia, para pemain The Lost City of Z memamg dituntut untuk melakukan diet ketat. Setengah bercanda, Hunnam menceritakan, jika ada salah satu dari mereka yang pergi sejenak, maka yang lain bakal curiga bahwa dia menyelinap untuk mencari cemilan.

Robert Pattinson, yang sebelumnya terkenal sebagai vampire ganteng penghisap susu, eh, darah di Twilight Saga, juga tak luput dari kewajiban menurunkan bobot hingga 35 pound. Selain itu, pemeran Kopral Henry Costin, pengikut setia Kolonel Percy Fawcett, tersebut juga harus menumbuhkan jenggot lebat dan memakai kacamata.

Hal berat lainnya, baik Hunnam maupun Pattinson harus menghilang dari hiruk-pikuk dunia selama enam bulan saat proses pengambilan gambar dilakukan. Mereka masuk ke dalam hutan Kolombia untuk melakukan syuting. Tanpa komputer, telepon dan internet. Uniknya, saat diwawancarai, Hunnam mengaku merasa sangat bebas kala itu.

Di lain pihak, James Gray sebenarnya sudah ditunjuk untuk membesut dan menulis naskah The Lost City of Z oleh Plan B Entertainment sejak tahun 2009. Bahkan, dia sudah dikirimi novel karya David Grann tersebut pada 2008, beberapa bulan sebelum diterbitkan secara resmi.

Awalnya, sutradara yang terkenal setelah menghasilkan The Immigrant (2013) itu kurang tertarik karena tidak pernah menggarap film-film berbau ekspedisi sebelumnya. Hingga akhirnya, setelah enam tahun lamanya, dia mulai tergugah setelah membaca bukunya dan memutuskan untuk mengadaptasinya menjadi sebuah skenario film.

Dari trailer yang dirilis beberapa waktu yang lalu, tampaknya, James Gray berhasil menyajikan visual yang indah dan menakjubkan dalam The Lost City of Z. Selain itu, juga terlihat sejumlah adegan menegangkan. Salah satunya, saat Percy dan anaknya, Jack, sedang berusaha melarikan diri dari kejaran sesuatu.

Selain diperkuat oleh dua pejantan tangguh, Charlie Hunnam dan Robert Pattinson, serta si ababil Tom Holland, The Lost City of Z juga dihiasi oleh Sienna Miller, yang berperan sebagai Nina, istri Percy Fawcett. Aktris sexy berusia 35 tahun itu sempat menjadi pusat perhatian saat menghadiri gala premiere di Berlin International Film Festival pada bulan Februari 2017 yang lalu.

Dengan mengenakan gaun hitam transparan rancangan Christian Dior, Sienna membiarkan tubuh moleknya terekspos. Tanpa bra. Untungnya, masih ada motif bunga dan polkadot yang menutupi bagian (maaf) putingnya.

Oh, ya. Selain deretan bintang muda di atas, juga ada aktor kawakan Franco Nero. Sosok sepuh asal Italia yang terkenal setelah membintangi film western klasik, Django (1966), tersebut berperan sebagai Baron de Gondoriz.

Setelah tayang perdana di New York Film Festival pada 15 Oktober 2016 yang lalu, The Lost City of Z mendapat respon positif. Para kritikus menilai film berdasarkan kisah nyata yang berdurasi 140 menit itu cukup unik jika dibandingkan dengan film petualangan lainnya.

Sutradara James Gray dinilai berhasil mengedepankan latar belakang budaya serta cara berpikir masyarakat ketika itu. Dengan bantuan penata kamera Darius Khondji, Gray juga mampu menyajikan visual yang temaram, namun anggun. Adegan-adegan di dalam hutan disyuting sekasar mungkin sehingga para penonton merasa seolah-olah sedang terjebak di tengah belantara.

Akting Charlie Hunnam juga mendapat banyak pujian karena mampu menampilkan berbagai emosi Percy Fawcett dengan sempurna. Begitu pun halnya dengan Sienna Miller, yang dianggap berhasil memerankan Nina dengan sangat alami dan elegan.

Salah satu quote paling inspiratif dari The Lost City of Z adalah saat Percy dan anaknya yang lugu, Jack, dikepung oleh orang-orang Indian. Sang bokap berkata: "Kuatlah. Jika belum waktunya, kita pasti akan baik-baik saja."

***

The Lost City of Z

Sutradara: James Gray
Produser: Dede Gardner, Jeremy Kleiner, Anthony Katagas, James Gray, Dale Armin Johnson
Penulis Skenario: James Gray
Berdasarkan: The Lost City of Z by David Grann
Pemain: Charlie Hunnam, Robert Pattinson, Sienna Miller, Tom Holland, Angus Macfadyen, Ian McDiarmid, Franco Nero
Musik: Christopher Spelman
Sinematografi: Darius Khondji
Penyunting: John Axelrad
Produksi: Plan B Entertainment, Keep Your Head Productions, MICA Entertainment, MadRiver Pictures
Distributor: Amazon Studios, Bleecker Street
Durasi: 140 menit
Budget: USD 30 juta
Rilis: 15 Oktober 2016 (NYFF), 14 April 2017 (Amerika Serikat), 31 Mei 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 30 Mei 2017)
IMDb: 7,1/10
Rotten Tomatoes: 88%
Metacritic: 78/100


Preview Film: Wonder Woman (2017)


Meski porsinya tidak banyak, Wonder Woman yang diperankan oleh Gal Gadot berhasil menyita perhatian para penonton dalam Batman v Superman: Dawn of Justice (2016). Bahkan, kemunculannya yang cuma sebentar itu dinilai mampu "mengalahkan" dua superhero cowok yang menjadi lakon utama.

Tahun ini, Wonder Woman kembali menghiasi layar lebar. Bukan lagi sebagai pemanis seperti dalam Batman v Superman: Dawn of Justice yang mendapat respon negatif dari para kritikus tersebut. Melainkan, sebagai tokoh utama dalam sebuah film stand-alone yang mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada hari Rabu (31/5) ini.

Film yang disutradarai oleh sutradara wanita Patty Jenkins tersebut sekaligus menjadi film live-action Wonder Woman pertama yang diangkat ke layar lebar. Sebelum ini, superhero cewek andalan DC Comics tersebut hanya pernah muncul di film animasi dan di serial televisi.

Anak-anak generasi 90an di Indonesia tentu masih ingat dengan serial lawas Wonder Woman produksi tahun 1975-1979 yang dulu nongol di layar kaca setiap pekan. Seandainya tayang saat ini, belahan dada Wonder Woman yang dibintangi oleh si cantik Lynda Carter itu tentu sudah di-blur oleh KPI.

Menariknya, saat gala premiere di Pantheon Theatre, Los Angeles, hari Kamis (25/5) pekan lalu, Tante Lynda Carter yang masih terlihat sexy di usia 65 tahun tersebut dipertemukan dengan Gal Gadot. Dua aktris pemeran Wonder Woman yang berbeda generasi itu langsung menyita perhatian khalayak luas.

Seperti halnya Lynda Carter, latar belakang Gal Gadot adalah seorang ratu kecantikan. Sebelum namanya diorbitkan oleh Fast & Furious (2009), mantan model dan anggota militer itu adalah pemenang kontes Miss Israel dan mewakili negaranya di ajang Miss Universe 2004.

Kini, setelah berkarir sebagai aktris Hollywood, Gal Gadot masih aktif sebagai model dan brand ambassador produk-produk papan atas. Saat menghadiri gala premiere Wonder Woman kemarin, MILF beranak dua itu ditemani oleh suaminya, pengusaha real estate kondang asal Israel, Yaron Varsano.

Sementara itu, Lynda Carter sendiri merupakan pemenang Miss USA pada tahun 1972. Saat mewakili Amerika Serikat di ajang Miss World, aktris yang mulai memerankan Wonder Woman di usia 24 tahun itu berhasil lolos hingga babak semifinal.

Setelah menyaksikan penayangan perdana Wonder Woman di layar lebar, Carter langsung memuji akting Gal Gadot. Menurutnya, cewek berusia 32 tahun itu sukses besar. Sejak awal, dia sudah yakin Gadot bakal berhasil menjadi penerusnya. Carter mengaku, rasanya seperti memberi tongkat estafet ke pelari terakhir di pertandingan Olimpiade.

Warner Bros. Pictures sebenarnya sempat mengaudisi Elodie Yung dan Olga Kurylenko sebagai Wonder Woman. Sedangkan, Gal Gadot sendiri awalnya ditawari peran di Man of Steel (2013). Kemungkinan, sebagai Lois Lane, yang akhirnya diperankan oleh Amy Adams.

Namun, karena saat itu sedang mengandung anak kedua, Gadot menolak tawaran peran sebagai pacar Superman tersebut. Warner Bros. Pictures akhirnya malah menunjuknya sebagai Wonder Woman setelah dia melahirkan.

Saat pertama kali didapuk sebagai superhero cewek bersenjata cambuk tersebut pada Januari 2014, usia Gal Gadot baru 28 tahun. Kala itu, banyak pengamat yang meragukannya. Pengalamannya bermain di film blockbuster hanyalah sebatas sebagai pemeran pendukung di franchise Fast & Furious. Selain itu, ada juga yang bilang ukuran dadanya yang “cuma” 32B kurang gede untuk meranin Wonder Woman. Bandingkan dengan Tante Lynda Carter: 36C!

Namun, setelah tampil memukau di Batman v Superman: Dawn of Justice, segalanya langsung berubah. Warner Bros. Pictures dianggap tidak salah memilih Gal Gadot untuk membintangi tiga film sekaligus. Bulan November nanti, Wonder Woman bakal kembali berkumpul dengan Batman dan Superman di Justice League, yang digadang-gadang menjadi salah satu film terdahsyat tahun ini.

Kisah film solo Wonder Woman memang menjadi bagian dari DC Extended Universe. Setting waktunya 100 tahun lampau, jauh sebelum Wonder Woman mengenal Batman dan Superman. Bisa dibilang, ini adalah prekuel dari Dawn of Justice dan Justice League.

Dari trailer bertajuk Origin yang dirilis saat Kids' Choice Awards pada bulan Maret 2017 yang lalu, terlihat asal-usul Wonder Woman yang mempunyai nama alias Diana Prince tersebut. Mulai dari kilas balik pada masa kanak-kanak, latihan menjadi seorang petarung tangguh, hingga pertemuannya dengan cinta pertamanya, Steve Trevor (diperankan oleh Chris Pine).

Pada awal abad ke-20, Perang Dunia I memang tengah berkecamuk. Steve Trevor adalah seorang pilot militer Amerika Serikat yang pesawatnya jatuh dan terdampar di Themyscira, pulau misterius yang menjadi tempat tinggal suku pejuang wanita, Amazon.

Wonder Woman, yang bernama asli Diana adalah seorang putri Amazon, anak dari Ratu Hyppolyta (Connie Nielsen) dan Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani. Bisa dibilang, Wonder Woman ini semacam Hercules dan Perseus. Setengah manusia, setengah dewa. Atau, seperti Thor, superhero Marvel yang merupakan putra dari Odin, dewa tertinggi dalam mitologi Norwegia.

Karena anak dewa, Wonder Woman pun termasuk kaum immortal, alias nggak bisa mati. Selalu awet muda. Dan awet cantiknya. Padahal, nggak pernah memakai krim Tje Fuk. Meski sebenarnya dia nggak abadi-abadi amat.

Seperti halnya Thor, usia Wonder Woman pun ada batasnya. Hingga 5000 tahun. Namun, itu sudah tergolong amat sangat panjang jika dibandingkan dengan usia rata-rata manusia biasa. Atau usia Liverpool puasa gelar Liga Inggris.

Singkat cerita, setelah ditolong oleh Diana, Steve Trevor pun terjebak cinlok, alias cinta lokasi. Sambil curhat, dia juga menceritakan tentang kondisi dunia yang dilanda perang. Merasa terpanggil, Diana kemudian memutuskan untuk merantau dari Themyscira menuju London. Misinya adalah menghentikan World War I dan menciptakan perdamaian dunia.

Seperti di versi komik, di film berdurasi 141 menit ini, Wonder Woman bakal menghadapi musuh bebuyutannya, Ares. Sejatinya, Ares adalah saudara tiri Diana. Dia adalah putra dari Zeus, yang juga immortal.

Dalam mitologi Yunani, Ares adalah dewa perang. Hobinya adalah memprovokasi manusia agar terjadi perang besar, semacam Bharatayudha, dan banjir darah di dunia. Bisa jadi, dialah dalang di balik meletusnya World War I yang coba dihentikan oleh Diana.

Selain Ares, Wonder Woman juga harus menghadapi Doctor Maru (diperankan Elena Anaya). Sosok ilmuwan gila berjuluk Doctor Poison itu sangat ahli dalam bidang kimia dan bersenjatakan racun untuk menghabisi lawan-lawannya.

Selama Perang Dunia I, Doctor Maru menjadi rekan dari Jenderal Erich Ludendorff (diperankan Danny Huston), seorang pemimpin militer Jerman yang sangat ambisius dan bertangan besi. Bersama dengan Steve Trevor, Wonder Woman harus bahu-membahu untuk menghentikan aksi jenderal keji tersebut.

Sejak kecil, Diana memang sudah ditempa untuk menjadi seorang pejuang tangguh. Dari trailer-nya, tampak adegan saat sang bunda, Ratu Hyppolyta memerintahkan adiknya, Jenderal Antiope (Robin Wright), untuk melatih si kecil Diana lebih keras daripada perempuan Amazon manapun.

Latihan bertarung antara Diana dan Antiope memang sangat dahsyat. Di situ juga tampak kehebatan Bracelet of Submission. Diana menangkis serangan Antiope dengan gelang sakti tersebut hingga sang jenderal wanita terpental jauh.

Adegan pertempuran dalam film berbujet USD 120 juta ini tidak semuanya dilakukan oleh Gal Gadot. Ada yang menggunakan bantuan stuntwoman. Termasuk adegan pertarungan Diana dan Antiope yang syutingnya berlangsung sekitar bulan April 2016 yang lalu.

Sementara itu, yang ketiban sampur sebagai pemeran Diana muda adalah aktris cilik asal Inggris, Emily Carey. Usianya memang baru 13 tahun, tapi dia sudah berpengalaman membintangi serial Houdini and Doyle di FOX dan ikut dalam pementasan teater Shrek The Musical.

Selain diwarnai berbagai aksi bombastis khas film-film superhero, Wonder Woman juga dibumbui dengan sentuhan humor. Dari trailer-nya, tampak adegan lucu saat pedang yang dibawa oleh Diana nyangkut di pintu putar sebuah gedung di London.

Menurut Gal Gadot, di film solonya ini, Wonder Woman memang masih sangat muda. Diana adalah cewek ababil yang mengalami masa transisi untuk menjadi dewasa. Berbeda halnya dengan di Batman v Superman: Dawn of Justice, dia sudah matang dan berpengalaman, dengan usia lebih dari 100 tahun.

Saat diwawancarai oleh Collider, sutradara Patty Jenkins mengaku memang ingin membuat Wonder Woman tampak lebih riil. Meski dia adalah anak dewa yang immortal, Diana tetap harus dibentuk dan dilatih untuk menjadi pejuang tangguh. Tak ada yang instant.

Jenkins juga menambahkan bahwa dia ingin mengulas lebih detail tentang asal-usul Wonder Woman, yang dianggapnya kurang terkenal jika dibandingkan dengan anggota DC Trinity lainnya, yaitu Batman dan Superman. Padahal, menurut sutradara film Monster (2003) tersebut, latar belakang Wonder Woman paling menarik di antara ketiganya.

Jenkins menilai, sosok putri Amazon keturunan dewa tersebut punya sudut pandang yang optimistis. Dia percaya kebenaran. Serta yakin semua manusia sejatinya adalah orang baik dan bisa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Diana Prince merasa berkewajiban untuk melindungi umat manusia.

Sosok Wonder Woman yang inspiratif tersebut sempat membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa, alias PBB, kepincut dan mengangkat Gal Gadot sebagai duta kehormatan dalam bidang pemberdayaan perempuan. Sayangnya, hal tersebut hanya berlangsung dua bulan.

Penyebabnya, diduga, ada pihak-pihak yang tak setuju dengan terpilihnya Wonder Woman. PBB akhirnya memutus kerja sama itu pada 16 Desember 2016 dengan alasan tujuan pemberdayaan perempuan sudah tercapai.

Sementara itu, saat diwawancarai, Chris Pine menjelaskan Wonder Woman punya pesan moral yang relevan dengan kondisi saat ini meski mengambil setting era 1900-an. Menurut bintang franchise Star Trek tersebut, film yang naskahnya ditulis oleh Allan Heinberg ini sangat seru, tapi tetap punya cerita yang dalam dan menarik. Sinematografinya juga bagus.

Setelah tayang secara terbatas saat world premiere di Shanghai pada 15 Mei 2017 yang lalu, Wonder Woman mendapat respon cukup positif dari para kritikus. Bahkan, dinilai sebagai film DCEU terbaik sejauh ini. Setelah para pendahulunya, semacam Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), dan Suicide Squad (2016), dianggap gagal.

***

Wonder Woman

Sutradara: Patty Jenkins
Produser: Charles Roven, Deborah Snyder, Zack Snyder, Richard Suckle
Penulis Skenario: Allan Heinberg
Pengarang Cerita: Zack Snyder, Allan Heinberg, Jason Fuchs
Berdasarkan: Wonder Woman by William Moulton Marston
Pemain: Gal Gadot, Chris Pine, Robin Wright, Danny Huston, David Thewlis, Connie Nielsen, Elena Anaya
Musik: Rupert Gregson-Williams
Sinematografi: Matthew Jensen
Penyunting: Martin Walsh
Produksi: DC Films, Atlas Entertainment, Cruel and Unusual Films, Tencent Pictures, Wanda Pictures
Distributor: Warner Bros. Pictures
Durasi: 141 menit
Budget: USD 120 juta
Rilis: 15 Mei 2017 (Shanghai), 31 Mei 2017 (Indonesia), 2 Juni 2017 (Amerika Serikat)

Rating (hingga 29 Mei 2017)
IMDb: 8,5/10