August 31, 2016

Preview Film: Don't Breathe (2016)


Setelah memompa adrenalin para penonton lewat The Shallows, Sony Pictures kembali menghadirkan thriller mencekam berjudul Don't Breathe melalui dua anak perusahaannya, Stage 6 Films dan Screen Gems. Film berdurasi 88 menit tersebut sudah tayang midnight di Indonesia pada hari Sabtu (27/8) yang lalu.

Dengan bujet "hanya" USD 9,9 juta, film besutan sutradara muda Fede Alvarez ini mampu menggeser Suicide Squad yang sudah hampir sebulan nangkring di puncak box office. Baru tiga hari diputar di Amerika Serikat, sejak hari Jumat (26/8) yang lalu, Don't Breathe telah mengumpulkan pemasukan hingga USD 28 juta.

Film yang diproduksi oleh Ghost House Pictures dan Good Universe ini sebenarnya menawarkan premis yang sederhana. Tiga anak muda membobol rumah kakek-kakek buta. Namun, bukannya uang atau barang curian yang berhasil mereka bawa pulang. Melainkan, kengerian. Bahkan, kematian!

Ceritanya, seorang cewek bernama Rocky (Jane Levy) ingin kabur dari Detroit dan pindah ke California bersama adiknya. Meninggalkan ibunya yang alkoholik dan pemabuk. Untuk mewujudkan impiannya tersebut, Rocky membutuhkan uang banyak. Segala cara dia lakukan untuk mendapatkan duit. Termasuk dengan mencuri.

Bersama pacarnya yang bernama Money (Daniel Zovatto), Rocky kemudian menemukan sebuah target "empuk" untuk digarong. Rumah seorang pensiunan tentara tua dan buta bernama Norman Nordstrom (Stephen Lang). The Blind Man ini kabarnya menyimpan uang USD 300 ribu di rumahnya. Hasil dari ganti rugi yang dia dapatkan atas kematian putrinya yang tewas ditabrak mobil.

Berkat bantuan soerang teman bernama Alex (Dylan Minnette), yang bokapnya kebetulan bekerja di layanan sistem keamanan, Rocky dan Money bisa mendapatkan akses untuk membobol rumah The Blind Man. Situasi semakin mendukung karena suasana di kompleks perumahan tersebut sangat sepi. Nyaris tanpa penghuni.

Money dan Rocky kemudian memutuskan untuk segera beraksi. Alex, dengan setengah hati, ikut serta karena didasari oleh cinta yang terpendam. Diam-diam, ternyata dia naksir Rocky. Mereka bertiga akhirnya bisa dengan mudah memasuki rumah terpencil yang suasananya mirip rumah hantu tersebut.

Di sinilah peristiwa horror mulai terjadi. Si Buta dari Rumah Hantu, yang semula diremehkan dan dianggap tak berdaya, ternyata mampu memberikan perlawanan. Bahkan, kini dialah yang gantian memburu ketiga bocah ababil tersebut. Meski tak dapat melihat, The Blind Man mampu mengendus keberadaan mangsanya lewat desahan nafas mereka! Huft..

Maka dari itu, hanya ada satu cara bagi Money, Rocky, dan Alex jika ingin selamat dari pembantaian The Blind Man. Yaitu, tahan nafas! Don't breathe! Mampukah ketiga ababil itu keluar hidup-hidup dari rumah yang mengerikan tersebut?

Setelah diputar secara terbatas di SXSW pada 12 Maret 2016 yang lalu, Don't Breathe langsung mendapat tanggapan positif dari para kritikus dan situs review. Pujian diberikan kepada sutradara Fede Alvarez yang dianggap mampu menghadirkan thriller yang intens dan brutal. Pencahayaan yang kelam dan adegan-adegan yang mengejutkan berhasil menyajikan ketegangan yang mencekam.

Saking mengagetkannya, dipastikan bakal banyak penonton yang berteriak saat menyaksikan film yang scoring-nya digarap oleh Roque Banos ini. Sesuai dengan judulnya, Don't Breathe, para penonton juga akan ikut menahan nafas saat disuguhi berbagai adegan yang mendebarkan. Bahkan, bagi yang jantungan, disarankan untuk berpikir ulang sebelum menonton film ini.

Sang sutradara, Fede Alvarez, selama ini memang dikenal jago dalam menghasilkan jump-scare di film horror. Salah satunya adalah Evil Dead (2013), yang dikritik karena terlampau banyak menampilkan darah dan terlalu mengejutkan bagi para penonton.

Meski demikian, Alvarez menyatakan Don't Breathe tidak akan se-shocking Evil Dead. Karya terbarunya ini lebih ke arah suspense dan tidak berhubungan dengan hal-hal supranatural. Para fans film bergenre psychological thriller dia jamin bakal puas.

***

Don't Breathe

Sutradara: Fede Alvarez
Produser: Sam Raimi, Robert Tapert, Fede Alvarez
Penulis Skenario: Fede Alvarez, Rodo Sayagues
Berdasarkan: Karakter ciptaan Lewis John Carlino dan Richard Wenk
Pemain: Jane Levy, Dylan Minnette, Daniel Zovatto, Stephen Lang
Musik: Roque Banos
Sinematografi: Pedro Luque
Editor: Eric L. Beason, Louise Ford, Gardner Gould
Produksi: Ghost House Pictures, Good Universe
Distributor: Screen Gems, Stage 6 Films
Budget: USD 9,9 juta
Durasi: 88 menit
Rilis: 12 Maret 2016 (SXSW), 26 Agustus 2016 (Amerika Serikat), 31 Agustus 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 7,9
Rotten Tomatoes: 87%
Metacritic: 71
CinemaScore: B+


August 26, 2016

Preview Film: Mechanic: Resurrection (2016)


The Mechanic is back! Ya, setelah menghilang selama lima tahun, karakter pembunuh bayaran yang diperankan oleh Jason Statham tersebut kembali beraksi dalam sekuel Mechanic: Resurrection yang mulai tayang pada hari Jumat (26/8) ini.

Bagi yang sudah lupa, atau dulu belum sempat menonton, film pertama The Mechanic (2011) mengisahkan tentang sosok bernama Arthur Bishop, seorang professional assassin yang sangat ahli dalam melakukan pembunuhan. Spesialisasi Bishop adalah membuat para korbannya seolah-olah mengalami kecelakaan atau bunuh diri. Oleh karena itulah, para mafia menjulukinya sebagai sang Mekanik.

Film produksi CBS dan Millenium tersebut sebenarnya adalah remake dari film lawas berjudul sama yang dirilis pada tahun 1972. Kala itu, yang menjadi Arthur Bishop adalah Charles Bronson. Lawan mainnya adalah Jan-Michael Vincent, yang satu dekade kemudian terkenal sebagai String Fellow Hawk di serial helikopter canggih, Airwolf.

Sementara itu, Mechanic: Resurrection sendiri mengisahkan tentang kembalinya Arthur Bishop yang diduga sudah tewas dalam ledakan di akhir film pertamanya. Bishop terpaksa mengakhiri masa pensiun dininya setelah sang kekasih, Gina (Jessica Alba), diculik oleh pedagang senjata gelap bernama Max Adams (Tommy Lee Jones).

Agar pacarnya yang superdupersexy itu selamat, Bishop harus menjalankan perintah Adams, melakukan pembunuhan di tiga tempat berbeda, yaitu di Rio, Sydney, dan Thailand. Dan, yang terpenting, dia harus membuat seolah-olah itu adalah kecelakaan. Mampukah Bishop menuntaskan "mission impossible"-nya tersebut serta menyelamatkan Gina?

Jika melihat film pertamanya, The Mechanic (2011) sebenarnya tidak begitu sukses secara box office. Film berbujet USD 40 juta tersebut hanya meraup pemasukan USD 62 juta secara global. Tidak cukup menguntungkan. Mungkin hanya balik modal saja. Oleh karena itu, cukup mengejutkan sebenarnya ketika pihak produser mengumumkan bakal merilis sekuelnya. Yang akhirnya diberi judul Mechanic: Resurrection.

Mungkin, yang menjadi pertimbangan utama bagi Summit Entertainment yang dimiliki oleh Lionsgate dalam merilis Mechanic: Resurrection adalah kesuksesan The Mechanic di luar bioskop. DVD film yang dirilis pada tahun 2011 tersebut telah terjual 1,5 juta kopi dan disewa sebanyak 2,1 juta kali.

Faktor Jason Statham juga menjadi alasan utama. Presiden bagian akuisisi dan produksi dari Lionsgate, Jason Constantine, yang bekerja sama dengan Millenium Films dalam memproduksi Mechanic: Resurrection, menyatakan sudah membuat 11 film bersama Statham, dan semuanya menguntungkan.

Maka dari itu, mereka tidak ragu dalam membuat sekuel The Mechanic dan yakin bakal menuai profit. Apalagi, fan base Jason Statham saat ini semakin membesar setelah bintang Transporter itu terlibat dalam franchise The Expendables, Fast & Furious, serta Spy.

Sang sutradara, Dennis Gansel, pun optimistis Mechanic: Resurrection bakal sukses. Bahkan, dia melihat The Mechanic berpotensi dijadikan franchise semacam Transporter. Karakter Arthur Bishop yang diperankan oleh Jason Statham dia sebut sebagai "dirty James Bond", dan menurutnya masih bisa dikembangkan untuk menyaingi popularitas agen rahasia asal Inggris tersebut.

Selain Statham, kehadiran dua bintang senior, Tommy Lee Jones dan Michelle Yeoh, juga bisa menjadi daya tarik. Tapi, yang bakal menjadi "kembang" utama di Mechanic: Resurrection adalah aktris hot, Jessica Alba.

Bintang serial The Dark Angel itu menonjolkan kemolekan tubuhnya yang dijamin bakal membuat banyak penonton pria menelan ludah. Lekukan tubuh pemeran Susan Storm dalam franchise Fantastic Four itu akan menjadi pemanis di antara aksi laga brutal ala Jason Statham.

Setelah diputar secara terbatas pada hari Senin (22/8) yang lalu di ArcLight Hollywood, Mechanic: Resurrection mendapat rating yang cukup lumayan dari situs IMDb. Untuk mendominasi box office, mungkin bakal sulit, karena film berdurasi 99 menit ini dirilis pada akhir Agustus. Namun, untuk sekedar mengumpulkan USD 10 juta pada weekend pembuka, seharusnya bisa.

***

Mechanic: Resurrection

Sutradara: Dennis Gansel
Produser: John Thompson, Robert Earl, David Winkler, William Chartoff
Penulis Skenario: Philip Shelby, Tony Mosher
Berdasarkan: Karakter ciptaan Lewis John Carlino dan Richard Wenk
Pemain: Jason Statham, Jessica Alba, Tommy Lee Jones, Michelle Yeoh, Sam Hazeldine, Rhatha Phongam, Natalie Burn
Musik: Mark Isham
Sinematografi: Daniel Gottschalk
Editor: Michael Duthie, Todd E. Miller, Ueli Christen
Produksi: Chartoff-Winkler Productions, Millennium Films
Distributor: Summit Entertainment
Budget: USD 40 juta
Durasi: 99 menit
Rilis: 22 Agustus 2016 (ArcLight Hollywood), 26 Agustus 2016 (Amerika Serikat & Indonesia)

Ratings

IMDb: 6,5


August 23, 2016

Preview Film: The Secret Life of Pets (2016)


Setelah sukses dengan Despicable Me (2010) dan Minions (2015), Illumination Entertainment kembali memghadirkan karya terbaru mereka lewat The Secret Life of Pets. Film animasi komputer berdurasi 90 menit itu baru saja tayang midnight di Indonesia pada hari Sabtu (20/8) yang lalu.

Digarap oleh Chris Renaud dan Yarrow Cheney, film rilisan Universal Pictures ini diyakini bisa sesukses dua karya Illumination Entertainment sebelumnya. Bahkan, Renaud, sang sutradara, yakin film besutannya ini bakal mampu bersaing dengan film animasi produksi Disney dan Pixar, semacam Zootopia (2016) dan Finding Dory (2016).

Bagi para pencinta hewan, The Secret Life of Pets memang tidak boleh dilewatkan. Film komedi yang naskahnya ditulis oleh Brian Lynch, Cinco Paul, dan Ken Daurio ini mengisahkan hubungan unik antara binatang peliharaan dengan majikannya. Selain itu, juga ada perseteruan antar hewan yang mengambil setting di Kota New York.

Yang menjadi tokoh utamanya adalah Max (Louis C. K.), seekor anjing terrier penurut yang tinggal bersama majikannya, Katie (Ellie Kemper), di sebuah apartemen di Manhattan. Di gedung tersebut, setiap hari Max bergaul dengan hewan peliharaan lainnya, seperti Chloe (Lake Bell), Mel (Bobby Moynihan), Buddy (Hannibal Buress), dan Sweet Pea (Tara Strong), sembari menunggu Katie pulang dari kerja.

Untuk mengusir kebosanan saat para majikan tidak ada di rumah, mereka sering menggelar pesta, bermain video game, mengambil sendiri makanan di kulkas, serta berbagai perilaku unik dan tak diduga lainnya. Namun, kehidupan ceria Max tersebut langsung berubah begitu Katie membawa pulang anjing peliharaan baru bernama Duke (Eric Stonestreet).

Terbiasa disayang dan dimanja, Max merasa perhatian Katie yang dulu tercurah padanya, kini terbagi dengan Duke, yang berbadan besar dan berbulu coklat lebat. Ditambah lagi, perilaku Duke sangat ceroboh dan kotor, bertolak belakang dengan Max. Pertengkaran antara dua anjing peliharaan Katie ini pun tak terelakkan.

Suatu ketika, saat sedang berselisih di gang, mereka diserang oleh gerombolan kucing liar yang dipimpin oleh Ozone (Steve Coogan). Akibat kelicikan para kucing garong tersebut, Max dan Duke akhirnya dijebloskan ke penangkaran hewan liar. Di sana, mereka bertemu dengan seekor kelinci putih bernama Snowball (Kevin Hart). Mampukah Max dan Duke menyelamatkan diri? Siapakah Snowball sebenarnya?

Kisah The Secret Life of Pets ini awalnya terinspirasi dari cerita hewan peliharaan milik sang sutradara. Chris Renaud kemudian ingin membuat film yang menggambarkan kehidupan mereka dan berambisi melebihi Disney, yang tahun ini sukses dengan Zootopia dan Finding Dory-nya.

Renaud pun menantang para animatornya untuk memahami kehidupan hewan yang sesungguhnya. Dengan begitu, rekan Yarrow Cheney ini mengharapkan The Secret Life of Pets mampu menampilkan kehidupan binatang peliharaan yang sebenarnya.

Selama ini, para majikan selalu bertanya-tanya, apa yang peliharaannya lakukan saat mereka tidak ada di rumah. Sebaliknya, para hewan peliharaan mungkin juga penasaran, apa yang majikan mereka lakukan ketika berada di luar rumah begitu lama. The Secret Life of Pets inilah jawabannya.

Namun, sayangnya, ada sejumlah pengamat yang menganggap kisah tersebut mirip dengan Toy Story (1995) produksi Pixar. The Secret Life of Pets tinggal mengganti para mainan dengan hewan peliharaan saat para pemilik tidak ada di rumah. Max dan Duke dianggap sama dengan Woody dan Buzz Lightyear. Begitu juga dengan Snowball yang berbadan kecil tapi kejam, layaknya karakter Lotso.

Meski demikian, sejak dirilis di Amerika Serikat pada 8 Juli 2016 yang lalu, film berbujet USD 75 juta ini mendapat rating yang cukup positif dari sejumlah situs review. The Secret Life of Pets dinilai sangat ceria dan menghibur, cocok sebagai tontonan untuk seluruh keluarga. Animasinya juga indah dan para pengisi suaranya sangat bertalenta.

Tak heran, secara box office, film yang baru akan tayang di Indonesia mulai hari Rabu (24/8) tersebut terbilang sangat sukses. Hingga saat ini, The Secret Life of Pets telah meraup pemasukan hingga USD 674 juta secara global. Illumination Entertainment pun sudah merencanakan sekuelnya yang bakal dirilis pada 13 Juli 2018.

***

The Secret Life of Pets

Sutradara: Chris Renaud, Yarrow Cheney
Produser: Chris Meledandri, Janet Healy
Penulis Skenario: Brian Lynch, Cinco Paul, Ken Daurio
Pemain: Louis C. K., Eric Stonestreet, Kevin Hart, Steve Coogan, Elliie Kemper, Bobby Moynihan, Lake Bell, Dana Carvey, Hannibal Buress, Jenny Slate, Albert Brooks
Musik: Alexandre Desplat
Sinematografi: Marc Spicer
Editor: Ken Schretzmann
Produksi: Illumination Entertainment
Distributor: Universal Pictures
Budget: USD 75 juta
Durasi: 90 menit
Rilis: 16 Juni 2016 (AIAFF), 8 Juli 2016 (Amerika Serikat), 24 Agustus 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 6,8
Rotten Tomatoes: 6,3
Metacritic: 6,1






August 16, 2016

Preview Film: Lights Out (2016)


James Wan kembali menebar teror lewat film horror. Kali ini, kreator dari Saw (2004), Insidious (2011), dan The Conjuring (2013) itu tidak bertindak sebagai sutradara, melainkan sebagai produser dari Lights Out, yang sudah tayang midnight hari Sabtu (13/8) yang lalu di Indonesia.

Jika melihat trailer-nya, konsep yang ditawarkan oleh film ini tidak berbeda jauh dari Insidious dan The Conjuring. Adegan-adegannya cukup mengejutkan dan menakutkan. Hanya saja, kali ini, penampakan sosok hantu wanita dengan rambut panjang awut-awutan selalu muncul saat lampu dimatikan. Tentunya, ini bakal membuat para penonton yang menderita fobia gelap semakin jantungan.

Lights Out mengisahkan tentang seorang gadis bernama Rebecca (Teresa Palmer) yang terus-menerus diganggu oleh sesosok makhluk hitam setiap kali dia mematikan lampu di kamarnya. Adiknya, Martin (Gabriel Bateman), ternyata juga mengaku sering diganggu oleh sosok mengerikan tersebut saat dia tidur dalam keadaan gelap.

Dua kakak-beradik tersebut kemudian terdorong untuk menguak misteri yang selalu menghantui mereka. Akhirnya, terungkap fakta bahwa ibu mereka, Sophie (Maria Bello), mengenal hantu menyeramkan itu sebagai Diana (Alicia Vela-Bailey), teman masa kecilnya.

Sewaktu masih anak-anak, Sophie dan Diana menghuni rumah sakit jiwa yang sama. Sophie mengalami depressi dan kelainan mental, sedangkan Diana sendiri menderita kelainan kulit dan sangat sensitif dengan segala bentuk cahaya. Dia kemudian meninggal karena eksperimen yang dilakukan oleh tim dokter.

Di sinilah kisah horror mulai terjadi. Arwah penasaran Diana selalu mengikuti Sophie yang kondisi kejiwaannya mulai membaik, karena merasa dialah satu-satunya temannya. Tidak hanya itu, Diana kemudian terus menghantui hingga ke anak-anaknya, Rebecca dan Martin. Apa tujuannya? Mampukah keluarga Sophie lepas dari teror hantu pemuja kegelapan yang menyeramkan tersebut?

Lights Out sendiri awalnya bermula dari sebuah film pendek berjudul sama yang mendapat banyak penghargaan internasional. Antara lain, Best Short Movie pada Bilbao Fantasy Film Festival 2014 serta Best Director pada BC Horror Challenge dan Who's There? Film Challenge 2013.

Di versi film pendeknya, Lights Out dibintangi oleh aktris asal Swedia, Lotta Losten, yang merupakan istri dari sang sutradara, David F. Sandberg. Di versi panjangnya ini, Losten juga muncul sekilas. Dia memerankan karakter bernama Esther.

Kesuksesan di berbagai festival itu akhirnya membuat sang maestro horror, James Wan, tertarik untuk memproduseri Lights Out. David F. Sandberg tetap sebagai sutradaranya, sekaligus menjadi debutnya di layar lebar. Sementara itu, Eric Heisserer, yang berpengalaman menghasilkan A Nightmare on Elm Street (2010), Final Destination 5 (2011), The Thing (2011), dan Hours (2013), menjadi penulis naskahnya.

Setelah tayang pada Los Angeles Film Festival pada 8 Juni 2016 yang lalu, Lights Out mendapat review yang cukup positif dari para kritikus. Nuansa horror yang dihadirkan cukup mencekam. Apalagi, dengan menampilkan setting rumah besar klasik ala Eropa, berlantai kayu, dan gelap, membuat suasana semakin menakutkan.

Efek suara-suara aneh yang dimunculkan secara tiba-tiba juga membuat film berdurasi 81 menit ini semakin menegangkan. Bahkan, ada yang mengatakan, Lights Out lebih menyeramkan dan mengagetkan daripada The Conjuring! Tentu saja, hal ini bakal membuat para pencinta horror semakin penasaran.

Secara box office, film rilisan Warner Bros. Pictures ini sangat sukses. Sejak dirilis pada 22 Juli 2016 di Amerika Serikat, dengan bujet "hanya" USD 4,9 juta, Lights Out sudah meraup pemasukan hingga USD 90 juta. Itu belum ditambah dari negara-negara yang telat menayangkannya, seperti Indonesia, yang baru memutarnya mulai hari Selasa (16/8) ini.

***

Lights Out

Sutradara: David F. Sandberg
Produser: Lawrence Grey, Eric Heisserer, James Wan
Penulis Skenario: Eric Heisserer
Berdasarkan: Lights Out by David F. Sandberg
Pemain: Teresa Palmer, Gabriel Bateman, Billy Burke, Maria Bello
Musik: Benjamin Wallfisch
Sinematografi: Marc Spicer
Editor: Michel Aller
Produksi: New Line Cinema, Atomic Monster, Grey Matter Production, RatPac Entertainment
Distributor: Warner Bros. Pictures
Budget: USD 4,9 juta
Durasi: 81 menit
Rilis: 8 Juni 2016 (Los Angeles Film Festival), 22 Juli 2016 (Amerika Serikat), 16 Agustus 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 6,9
Rotten Tomatoes: 6,3
Metacritic: 5,7




August 10, 2016

Preview Film: Alice Through the Looking Glass (2016)


Akhirnya, Alice Through the Looking Glass tayang di Indonesia mulai hari Jumat (12/8) ini. Termasuk sangat telat, karena sekuel Alice in Wonderland (2010) tersebut sudah dirilis di Amerika Serikat sejak bulan Mei yang lalu. Setelah menunggu ratusan purnama, para fans memang sudah tidak sabar menonton lanjutan petualangan Alice Kingsleigh yang diperankan oleh Mia Wasikowska ini.

Apalagi, film pertamanya enam tahun lalu mampu mereguk sukses secara box office. Karya sutradara Tim Burton tersebut meraup pendapatan global lebih dari USD 1 miliar. Pemasukan besar itulah yang membuat Walt Disney Pictures akhirnya berani membuat sekuel film yang dibintangi oleh nama-nama terkenal seperti Johnny Depp (Mad Hatter), Anne Hathaway (White Queen), dan Helena Bonham Carter (Red Queen) itu.

Ceritanya, setelah berhasil keluar dari Wonderland alias Underland, Alice menjadi seorang kapten kapal, mengikuti jejak ayahnya. Tiga tahun lamanya dia berlayar. Sepulangnya ke London dari Tiongkok, Alice mendapati sang mantan tunangan memaksa dia untuk menjual kapal dan perusahaan ayahnya. Jika menolak, rumah keluarga Alice akan disita.

Di tengah kebingungannya, Alice tiba-tiba kedatangan tamu, yaitu si Absolem, yang suaranya diisi oleh mendiang Alan Rickman. Sosok berwujud ulat yang kini sudah berubah menjadi kupu-kupu tersebut muncul dari cermin kaca ajaib. Alice kemudian mengikutinya kembali ke Underland.

Di dunia adi kodrati tersebut, dia menemukan Mad Hatter sedang tertimpa masalah. Karakter bernama asli Tarrant Hightopp itu larut dalam kesedihan dan jatuh sakit setelah meyakini orang tuanya masih hidup. Padahal, sebelumnya, dia adalah sosok yang selalu ceria dan banyak akal.

Alice pun berusaha untuk menolong sobatnya tersebut. Dia kemudian bertemu dengan Time (Sacha Baron Cohen), semacam dewa yang berwujud setengah jam dan setengah manusia. Dia memiliki Chronosphere yang bisa digunakan untuk mengatur waktu.

Alice kemudian menggunakan Chronosphere tersebut untuk kembali ke masa lalu. Dia ingin menyelidiki kejadian sebenarnya yang menimpa orang tua Mad Hatter. Mampukah Alice mengungkap rahasia yang tersembunyi, dan membuat sahabatnya menjadi ceria seperti sedia kala?

Untuk menggarap film berbujet USD 170 juta ini, Disney mempercayakannya pada James Bobin, yang berpengalaman membesut The Muppets (2011). Ayah tiga anak kelahiran 1972 ini juga bakal menyutradarai film MIB 23, yang merupakan crossover antara Men in Black dan 21 Jump Street.

Beban Bobin dalam meracik film berdurasi 112 menit ini memang cukup berat. Dia diharapkan bisa melampaui kesuksesan Tim Burton, yang kali ini menjadi salah satu produser, kala menjadi sutradara Alice in Wonderland enam tahun silam. Sutradara kawakan spesialis film-film fantasi itu memang berhasil menampilkan dunia Underland yang sangat indah.

Bobin pun berupaya keras untuk memoles visualisasi karya Burton tersebut supaya Alice Through the Looking glass ini menjadi lebih menarik lagi. Sutradara asal Inggris itu ingin menyajikan Underland yang lebih absurd dan surealis. Ceritanya juga dia ubah menjadi lebih fun, tidak sekaku versi orisinal Alice in Wonderland yang merupakan karya Lewis Carroll.

Dengan teknologi special effect pre-visualization dan post-visualization, Bobin dan tim produksinya berusaha memperbaiki detail-detail kecil dan sederhana yang terlewatkan di film sebelumnya. Misalnya, mata Mad Hatter dilebarkan dan kepala Red Queen dibuat lebih besar. Untuk menambah kesan nyata, beberapa adegan disyuting di Gloucester Docks, Inggris, dengan melibatkan empat kapal bersejarah. Yaitu, Kathleen and May, Irene. Excelsior, dan The Earl of Pembroke.

Selain itu, busana warna-warni yang menghiasi film ini juga digarap dengan serius. Sang desainer, Colleen Atwood, mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Mia Wasikowska, yang memerankan Alice, sangat menyukai kostumnya, yang menurutnya sangat multifungsi dan memudahkannya dalam bergerak.

Alice Through the Looking Glass ini juga tercatat sebagai film terakhir mendiang Alan Rickman. Pemeran Severus Snape dalam serial Harry Potter itu meninggal pada 14 Januari 2016 karena kanker. Dengan suaranya yang khas dan unik, aktor legendaris asal Inggris itu memang sangat cocok menjadi dubber bagi karakter Absolem.

Sayangnya, meski tetap mempertahankan bintang-bintang lama dan menyajikan kisah yang benar-benar baru, sekuel Alice in Wonderland ini mendapat sambutan negatif dari para kritikus. Mereka menilai ide ceritanya ganjil dan membosankan. Selain itu, para aktornya dianggap kurang menjiwai peran yang mereka bawakan.

Ditambah lagi, menjelang perilisannya secara global pada bulan Mei yang lalu, bintang utama Alice Through the Looking Glass, Johnny Depp, tersandung masalah perceraian. Mantan pacar Winona Ryder itu juga diduga melakukan KDRT alias kekerasan fisik terhadap istrinya, Amber Heard.

Review negatif dan kasus yang menimpa Johnny Depp tersebut akhirnya membuat pemasukan sekuel kedua ini menurun drastis bila dibandingkan dengan film pertamanya. Hingga kini, Alice Through the Looking Glass "hanya" meraup pendapatan global USD 287 juta. Memang, sudah balik modal. Tapi, sangat jauh dari capaian Alice in Wonderland yang menembus lebih dari USD 1 miliar.

***

Alice Through the Looking Glass

Sutradara: James Bobin
Produser: Tim Burton, Joe Roth, Suzanne Todd, Jennifer Todd
Penulis Skenario: Linda Woolverton
Berdasarkan: Karakter-karakter ciptaan Lewis Carroll
Pemain: Johnny Depp, Anne Hathaway, Mia Wasikowska, Helena Bonham Carter, Sacha Baron Cohen, Matt Lucas, Rhys Ifans, Alan Rickman, Stephen Fry, Michael Sheen, Timothy Spall
Musik: Danny Elfman
Sinematografi: Stuart Dryburgh
Editor: Andrew Weisblum
Produksi: Walt Disney Pictures, Roth Films, Team Todd, Tim Burton Productions
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Budget: USD 170 juta
Durasi: 112 menit
Rilis: 10 Mei 2016 (London), 27 Mei 2016 (Amerika Serikat), 12 Agustus 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 6,4
Rotten Tomatoes: 4,6
Metacritic: 3,4




August 08, 2016

Preview Film: The Shallows (2016)


Sejak kemunculannya di film Jaws (1975) yang legendaris itu, hiu putih besar memang menjadi primadona di film-film thriller Hollywood, terutama yang ber-setting di daerah pantai. The Shallows ini adalah salah satu film terbaru yang mengangkat kisah pertarungan manusia melawan predator laut ganas tersebut.

Dibesut oleh sutradara Jaume Collet-Serra, film rilisan Columbia Pictures ini diharapkan bisa mengulang kengerian yang dulu sempat ditebarkan oleh Jaws garapan Steven Spielberg. Kisahnya pun cukup klasik dan sederhana. Pemeran utamanya tak bisa melarikan diri dan harus mempertaruhkan nyawa dalam melawan sang pemangsa. Khas film horror/thriller.

Di The Shallows kali ini, yang menjadi objek penderita adalah Blake Lively. Istri Ryan "Deadpool" Reynolds itu memerankan seorang mahasiswi kedokteran bernama Nancy Adams yang sedang berduka atas kematian ibunya.

Untuk menghilangkan kesedihan dan kegalauan, cewek asal Texas itu memutuskan untuk menapaktilasi petualangan ibunya saat mengandung dirinya dulu. Yaitu, dengan berselancar di sebuah pantai terpencil yang tak bernama di Meksiko.

Di pantai yang disebut sebagai "paradise" itu, Nancy hanya bertemu dua peselancar lokal. Namun, saat senja menjelang, mereka berdua pulang meninggalkan Nancy. Sialnya, saat sedang berselancar sendirian itulah, seekor hiu putih, yang sedari tadi bersembunyi di bawah laut dangkal, menggigit paha mulusnya.

Meski jaraknya hanya sekitar 200 yard, Nancy tak berani untuk berenang pulang ke pantai. Dia takut tetesan darah dari luka di kakinya bakal memancing hiu tersebut untuk menyerangnya kembali. Gadis berambut pirang itu akhirnya terdampar di sebuah batu karang di tengah laut.

Dengan hanya ditemani seekor burung camar yang dia namai Steven Seagull (plesetan dari Steven Seagal), Nancy harus bertahan hidup dengan memakan kepiting mentah. Di samping hiu ganas yang terus mengintai, dia harus mewaspadai sengatan ubur-ubur dan karang tajam di bawah permukaan laut. Selain itu, juga ada bangkai ikan paus. Mampukah Nancy kembali ke pantai dengan selamat?

Awalnya, The Shallows ini bakal disutradarai oleh Louis Leterrier yang berpengalaman membesut The Transporter (2002), The Incredible Hulk (2008), Clash of the Titans (2010), dan Now You See Me (2013). Namun, akhirnya, dia digantikan oleh Jaume Collet-Serra, sutradara dari Catalan, yang memang spesialis film-film thriller seperti House of Wax (2005), Orphan (2009), Unknown (2011), Non-Stop (2014), dan Run All Night (2015).

Untuk lokasi syuting, film berbujet USD 17 juta ini semula bakal mengambil tempat di Gulf Coast, dekat Galveston, Texas. Tetapi, karena tidak mendapatkan izin, syutingnya kemudian pindah sangat jauh, ke Lord Howe Island, yang masuk dalam wilayah New South Wales, Australia.

Dengan plot yang tergolong sederhana, The Shallows sebenarnya tidak menawarkan sesuatu yang baru. Namun, akting Blake Lively yang cukup apik mampu membuat film berdurasi 86 menit ini tidak membosankan. Para pengamat dan kritikus mengakui hal tersebut setelah tayang perdana di New York City pada 21 Juni 2016 yang lalu.

Nyaris berakting seorang diri, dengan setting di tengah laut sepanjang film, memang bukan sesuatu yang mudah. Tetapi, Lively mampu melakukannya dengan baik. Selain cantik dan sexy, bintang Green Lantern (2011) dan The Age of Adaline (2015) itu juga menampilkan sisi atletisnya kala harus berjibaku dan berdarah-darah melawan makhluk yang memburunya.

Selain adegan menegangkan dikejar-kejar hiu putih, Lively juga bakal membuat para penonton ikut jantungan dan bergidik ketika menampilkan scene Nancy harus menjahit lukanya sendiri dengan peralatan seadanya. Hanya saja, khusus untuk surfing, ibu satu anak berusia 28 tahun itu harus digantikan oleh body double bernama Isabella Nichols, yang memang seorang peselancar.

Sejumlah situs review pun memberi rating yang cukup lumayan. Kritikus Simon Thompson dari IGN, bahkan, menyebut Jaws menjadi seperti film anak-anak bila dibandingkan dengan The Shallows yang sangat mencekam. Bisa dibilang, film yang baru dirilis di Indonesia pada hari Rabu (10/8) ini merupakan The Blair Witch Project (1999) versi surfing.

***

The Shallows

Sutradara: Jaume Collet-Serra
Produser: Lynn Harris, Matti Leshem
Penulis Skenario: Anthony Jaswinski
Pemain: Blake Lively
Musik: Marco Beltrami
Sinematografi: Flavio Labiano
Editor: Joel Negron
Produksi: Ombra Films, Weimaraner Republic Pictures
Distributor: Columbia Pictures
Budget: USD 17 juta
Durasi: 86 menit
Rilis: 24 Juni 2016 (Amerika Serikat), 10 Agustus 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 6,8
Rotten Tomatoes: 6,5
Metacritic: 5,8



 

August 03, 2016

Preview Film: Suicide Squad (2016)


Para superhero berkumpul menjadi satu? Itu sudah biasa. The Avengers adalah salah satu contohnya, yang bakal disaingi oleh Justice League tahun depan. Namun, apa jadinya jika para supervillain dikumpulkan menjadi satu? Suicide Squad adalah jawabannya. Bakal tayang di Indonesia mulai hari Rabu (3/8) ini.

Beranggotakan para bajingan super semacam Joker (Jared Leto), Harley Quinn (Margot Robbie), Deadshot (Will Smith), Rick Flag (Joel Kinnaman), Captain Boomerang (Jai Courtney), El Diablo (Jay Hernandez), Killer Croc (Adewale Akinnuoye-Agbaje), Slipknot (Adam Beach), Enchantress (Cara Delevingne), dan Katana (Karen Fukuhara), Suicide Squad memang menyajikan sesuatu yang berbeda. Bisa dibilang, inilah film pasukan anti-hero yang pertama.

Apalagi, deretan pemainnya juga tidak main-main. Sejumlah bintang Hollywood papan atas meramaikan film berbujet USD 175 juta ini. Bahkan, kabarnya, Ben Affleck, pemeran Batman, bakal muncul. Begitu juga dengan The Flash (Ezra Miller), yang namanya masuk dalam bocoran daftar cast Suicide Squad, yang diadaptasi dari komik karya John Ostrander ini.

Kisahnya, Suicide Squad dibentuk oleh agensi rahasia pemerintah, bernama ARGUS, yang dipimpin oleh Amanda Waller (Viola Davis). Para penjahat super tersebut dilepaskan dari penjara maximum security, Belle Reve, untuk menjalankan misi berbahaya, yang cenderung menjadi misi bunuh diri. Imbalannya, jika berhasil, masa tahanan mereka akan dikurangi.

Untuk mencegah agar para bajingan tersebut tidak kabur, ARGUS sudah menanamkan bom mikro dalam tubuh mereka. Jadi, jika berani melarikan diri dari tugas, tubuh mereka bakal meledak. Mampukah pasukan bunuh diri ala kamikaze ini menuntaskan mission impossible yang mereka emban?

Secara alur cerita, Warner Bros. masih menutup rapat. Siapa yang bakal menjadi lawan dari Suicide Squad ini masih belum diketahui. Bahkan, peran Joker hingga saat ini masih belum jelas. Apakah psikopat yang berdandan ala badut itu merupakan anggota Suicide Squad, ataukah dia adalah musuh utama yang harus dilenyapkan?

Warner Bros. tampaknya sudah belajar dari kesalahan mereka saat mengumbar sosok Lex Luthor dan Doomsday dalam trailer Batman v Superman: Dawn of Justice. Akibatnya, para fans sudah bisa menebak plot cerita sebelum mereka menonton filmnya.

Suicide Squad ini tampaknya juga menjadi ajang bagi DC Comics dan Warner Bros. untuk menebus kegagalan Batman v Superman yang mendapat banyak kritik negatif dari para penonton dan kritikus. Minimal, jika film kumpulan para supervillain ini sukses, kekalahan mereka dari Marvel, yang berjaya lewat Captain America: Civil War, tidak akan terlalu telak.

David Ayer, selaku sutradara, menyatakan Suicide Squad ini bakal penuh kejutan. Salah satunya, yang bakal menjadi perhatian utama, adalah sosok Joker yang diperankan oleh Jared Leto. Menurut aktor yang juga vokalis band tersebut, Joker versi dia bakal lebih lucu dan segar dibandingkan sebelumnya.

Selama ini, sebelum Leto, Joker sudah pernah diperankan oleh dua aktor di layar lebar. Yang pertama adalah Jack Nicholson di film Batman (1989). Lalu, yang paling ikonis adalah almarhum Heath Ledger, yang dianggap sangat sukses saat memerakan Joker di The Dark Knight (2008).

Hingga kini, Joker-nya Ledger masih dianggap sebagai Joker terbaik. Penampilannya sadis, meski di film tersebut dia tidak melakukan adegan pembunuhan yang brutal dan biadab. Penjiwaannya sangat dalam. Untuk menyelami karakter Joker, Ledger sampai mengunci diri di dalam kamar selama sebulan.

Akibatnya, selesai syuting, pemain film The Patriot itu mengalami imsomnia berat. Enam bulan sebelum The Dark Knight tayang, Ledger ditemukan sudah terbujur kaku di kamarnya. Aktor asal Australia tersebut meninggal karena overdosis obat tidur.

Tekanan yang dialami oleh mendiang Ledger itu juga diakui oleh Jack Nicholson. Aktor kawakan tersebut menilai peran Joker sangat menarik. Namun, juga berbahaya, karena menuntut totalitas berlebih. Dia mengaku sangat tersiksa ketika memerankan seorang maniak yang jarang bicara dan merupakan pembunuh sadis itu.

Dengan track record seperti di atas, Jared Leto jelas memikul beban berat. Para penonton pasti membandingkannya dengan Heath Ledger. Oleh karena itu, begitu terpilih untuk memerankan Joker, Leto langsung melakukan sejumlah persiapan.

Peraih Oscar lewat perannya sebagai bencong dalam Dallas Buyers Club (2013) itu pun mengunjungi psikiater dan pasien yang didiagnosis sebagai sosiopat (perilaku antisosial yang ditandai dengan defisit emosi sosial). Tujuannya, dia ingin memahami pola pikir dan kebiasaan mereka.

Akibatnya, Leto seperti terhanyut dengan karakter Joker. Menurut sutradara David Ayer, saat syuting, aktor bermata belok itu berubah drastis, menjadi sangat mengerikan dan mengintimidasi. Para kru film sampai dibuat ketakutan olehnya.

Tidak hanya itu, frontman band 30 Seconds to Mars itu juga sempat meneror para pemain Suicide Squad dengan mengirimi mereka kado yang berisi babi, bangkai tikus, peluru, dan kondom bekas pakai! Benar-benar perilaku maniak khas Joker yang gila dan tidak tertebak.

Selain Joker, sosok lain yang bakal menarik perhatian adalah Harley Quinn. Bisa dibilang, dia adalah Joker versi wanita. Mungkin, karena sama gilanya itulah, tokoh yang sebenarnya seorang psikiater bernama Dr. Harleen Frances Quinzel itu jatuh cinta pada Joker dan membantunya lolos dari penjara khusus para psikopat, Arkham Asylum.

Margot Robbie yang memerankan Harley Quinn juga mengakui bahwa perannya kali ini sangat gila dan menyeramkan. Tidak ada lagi sosok Jane Porter yang cantik dan anggun seperti peran dia sebelumnya di The Legend of Tarzan.

Bahkan, saking menariknya karakter Harley Quinn ini, ada kabar bahwa Warner Bros. akan membuat film solonya. Namun, dalam spin-off tersebut, Margot Robbie tampaknya tidak akan sendirian. Bakal ada tokoh cewek lain yang muncul. Mungkin Poison Ivy, Catwoman, Enchantress, Katana, atau, bahkan, Batgirl dan Birds of Prey.

Penulis naskahnya pun kabarnya seorang wanita. Dan, mungkin juga sutradaranya. Yang pasti, Warner Bros. ingin membuat film spin-off yang serba cewek dan feminin. Berbeda dengan film-film superhero lainnya yang didominasi oleh laki-laki.

Meski demikian, para karakter cowok tidak perlu iri. Rumornya, Warner Bros. juga sedang menyiapkan film solo untuk mereka. Yang banyak disebut-sebut adalah Joker, Boomerang, dan Deadshot. Jared Leto sendiri menyambut dengan antusias jika film spin-off-nya jadi dibuat.

Untuk sekuel dari Suicide Squad, Warner Bros. pun sudah merencanakannya. David Ayer tampaknya bakal tetap menjadi sutradara. Sedangkan, sebagai karakter utamanya, Deadshot yang diperankan oleh Will Smith, kabarnya, bakal menjadi andalan di film kedua nanti.

Sebelum tayang secara global, Suicide Squad sudah lebih dulu diputar secara terbatas di Beacon Theatre pada hari Senin (1/8) kemarin. Situs IMDb, untuk sementara, memberi rating yang sangat positif. Para fans berharap, sutradara David Ayer yang sukses lewat Fury (2014), End of the Watch (2012), dan Street Kings (2008) mampu menjaga orisinalitas dari komiknya dan menyajikan plot twist yang menarik pada film berdurasi 123 menit ini.

***

Suicide Squad

Sutradara: David Ayer
Produser: Charles Roven, Richard Suckle
Penulis Skenario: David Ayer
Berdasarkan: Suicide Squad by John Ostrander
Pemain: Will Smith, Jared Leto, Margot Robbie, Joel Kinnaman, Viola Davis, Jai Courtney, Jay Hernandez, Adewale Akinnuoye-Agbaje, Ike Barinholtz, Scott Eastwood, Cara Delevingne
Musik: Steven Price
Sinematografi: Roman Vasyanov
Editor: John Gilroy
Produksi: DC Entertainment, RatPac Entertainment, Atlas Entertainment
Distributor: Warner Bros. Pictures
Budget: USD 175 juta
Durasi: 123 menit
Rilis: 1 Agustus 2016 (Beacon Theatre), 3 Agustus 2016 (Indonesia), 5 Agustus 2016 (Amerika Serikat)

Ratings

IMDb: 9,3